(Wonosari, 24/10) – Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta (STAI Yogyakarta) dalam rangka memperingati moment Hari Santri Nasional – 2022 dan menyemarakkan Hari Ulang Tahun STAI Yogyakarta ke -51, kampus menyelenggarakan Webinar Nasional dengan thema “Peran Santri di Era Milenial 5.0” melalui aplikasi zoom meeting pada tanggal 24 Oktober 2022. Webinar menghadirkan 2 narasumber yaitu Dr. KH. Masngudi selaku Wakil Rektor bidang Administrasi Umum dan Kepegawaian STAI Sufyan Tsauri, Majenang, Cilacap dan Dr. KH. Ali Mahfudz selaku Pengasuh Madrasah Huffadz, Ponpes Ihya Ulumuddin, Pamarican, Ciamis. Kegiatan dipandu Agustini, S.Pd., M.Pd sebagai pembawa acara, dengan moderator Dr. Ulin Nuha, S.Pd.I., M.Pd.I dan Keynote Speech Ketua STAI Yogyakarta Diyah Mintasih, S.Pd.I., M.Pd.I.

Eni Latifah, S.Ag., MSI, selaku Ketua Panitia Harlah STAI Yogyakarta, dalam sambutan menyampaikan bahwa saat ini kampus sedang memperingati Harlah ke-51 dan melaksanakan rangkaian kegiatan yang dimulai 1 September s.d 30 November 2022. Kegiatan diantaranya beberapa webinar dengan mengangkat tema-tema aktual, ziarah kubur, Seminar HSN-2022, Pengajian Akbar menghadirkan Syaikh Ahmad Ar Rouhi Al-Jailani (Cicit Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani) dari Lebanon, khataman al-Qur’an bil Ghoib, Lomba Dai tingkat D.I.Yogyakarta, Penulisan Buku oleh Dosen dan Mahasiswa, Pekan Harlah STAI Yogyakarta, aksi donor darah, pentas musik, santunan anak yatim dan terakhir ditutup dengan sidang senat dengan agenda penyampaian laporan tahunan Ketua STAI Yogyakarta. Kegiatan rangkaian Harlah ini bertujuan untuk memfasilitasi potensi prestasi akademik dan non akademik mahasiswa, membangun networking, melakukan do’a untuk muassis dan pejuang kampus, dan mensyiarkan kampus agar dikenal masyarakat luas.
Sementara Diyah Mintasih dalam sambutan keynote speech menyampaikan syukur bisa melaksanakan webinar nasional dalam rangka HSN-2022 dan Harlah ke-51 STAI Yogyakarta. Dalam moment Hari Santri ini, mahasiswa sebagai wujud santri hebat dan bermartabat harus mampu mengambil ilmu dari kedua narasumber yang luar biasa ini. Terakhir disampaikan terima kasih kepada kedua narasumber Dr. KH. Masngudi dan Dr. KH. Ali Mahfudz yang bersedia menjadi narasumber dan siap bekerjasama dengan STAI Yogyakarta.

Setelah sambutan dan keynote speech, pembawa acara menyerahkan kepada moderator Ulin Nuha untuk memandu webinar peran santri di era milenial 5.0 ini. Kesempatan presentasi materi diberikan, pertama kepada Dr. KH. Masngudi dan kedua dilanjutkan Dr. KH. Ali Mahfudz. Masngudi dalam paparan materi webinar menyampaikan selamat kepada STAI Yogyakarta yang merayakan Harlah ke-51 tahun, semoga makin melahirkan generasi kader-kader bangsa dan selalu mendampingi umat yang memajukan Islam. Santri adalah entitas yang selalu survive, selalu hadir dalam penyesuaian zaman, mewarnai peran-peran di masyarakat, mengendalikan peradaban seperti sejarah resolusi jihad dalam kebinnekaan Indonesia. Santri di era milenial 5.0, harus selalu optimis dan memanfaatkan perkembangan teknologi. Santri harus memiliki kemampuan mengintegrasikan ilmu dengan nilai akhlak – moral. Teknologi yang menyimpan big-data, hanya mampu menampilkan data berdasarkan kebutuhan dan pencarian warganet, sehingga santri dituntut bisa berperan dan mengcover dalam soft skill dan hard skill guna menyeimbangkan masyarakat yang berbasis teknologi. Saat ini literasi dunia digital, siapapun dan dimanapun bisa bicara sehingga dibutuhkan akhlak dan moral santri dalam mewarnai peradaban digital. Konten digital harus dikemas dengan pendalaman pengetahuan/dakwah yang menarik dan berkualitas.

Selanjutnya Ali Mahfudz, dalam paparan materi webinar menyampaikan bahwa sesuai tema Hari Santri yang disampaikan Menteri Agama RI yaitu Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan, ini mempunyai makna bahwa santri selalu aktif dalam berbagai fase dan mendarma-baktikan kepada bangsa dan ummat. Santri memiliki peran sejak pra kemerdekaan, saat kemerdekaan, pasca kemerdekaan hingga saat era milenial 5.0 ini. Sejarah menunjukkan kerajaan Islam Jawa – Raden Fatah, Pesantren memiliki peran yang kontributif dalam berbagai hal. KH. Hasyim A’syari adalah peletak kemerdekaan Indonesia, peletak nilai nasionalism, anti kolonial, wasiat hubbul wathan minal iman, mengeluarkan fatwa haram yang menyerupai Belanda yaitu larangan berdasi, berjas dan menggunakan celana sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonial Belanda. Tahun 1926 membentuk Nahdlatul Ulama sebagai benteng amaliah dan mewujudkan / mempertahankan kemerdekaan sebagaimana resolusi jihad fii sabilillah. Santri adalah ahli waris ulama, harus paham agama (fiqih-tauhid-tasawuf-akhlak), pencetak kyai dan ulama, bukan generasi instan – baru belajar agama langsung berani bicara. Santri harus mulang/ngajar ngaji (Istri, anak, masyarakat, ngajar di masjid, dakwah sampai tingkat nasional), santri adalah teladan kebaikan dan menjadi khoiru ummah.
Kemudian beberapa sikap yang harus dimiliki seorang santri yaitu pertama, santri yang tasamuh yaitu memiliki sikap toleransi sesama umat beragama. Kedua, santri memiliki sikap bermusyawarah yaitu senantiasa memusyawarahkan dan mengkaji hal-hal yang dapat menimbulkan masalah di masyarakat. Ketiga, santri memiliki sikap islah-sholeh-muslih yaitu jadilah santri yang tidak hanya memiliki keshalihan untuk diri sendiri namun juga menjadi santri yang bermanfaat yaitu dapat memberikan kebenaran kepada masyarakat sekitar. Keempat, santri memiliki sikap mu’atonah yakni menjadi santri yang siap dalam segala hal untuk dapat memberikan warna kebaikan dan kebenaran dalam beragama. Kelima, santri memiliki sikap wasaton yakni menjadi santri yang menjadi suritauladan dalam menciptakan sikap saling menghargai sntar semama budaya keagamaan. Dan keenam, santri memiliki sikap i’tiraful uurfi yaitu menciptakan sikap saling menghargai, memahami budaya beragama dari berbagai aliran untuk tidak menyebabkan kesenjangan sosial antar sesama umat beragama.
Selesai pemaparan narasumber, acara dilanjutkan sessi tanya jawab dari peserta webinar yang dipandu moderator. Terakhir ditutup dengan foto bersama dengan semua peserta webinar diminta terlebih dahulu melakukan tekan tombol on-camera. (Agtn)